Ada yang belum tahu perbedaan Rukun Haji dan Wajib Haji? Anda perlu mempelajarinya, khususnya untuk Anda yang ada rencana untuk berangkat haji dalam waktu dekat.
Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh umat Muslim yang mampu secara fisik, finansial, dan mental. Dalam pelaksanaannya, haji dibagi menjadi dua jenis, yaitu haji wajib dan haji tamattu (rukun haji). Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu menunaikan ibadah haji, terdapat perbedaan signifikan dalam pelaksanaan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi.
Di dalam artikel ini, kita akan membahas soal perbedaan Rukun Haji dan Wajib Haji, agar Anda tidak kebingungan ketika melaksanakan rukun haji yang kelima itu. Tapi sebelum itu, baca pahami juga perbedaan umroh dan haji bagi Anda yang belum begitu memahaminya.
6 Perbedaan Rukun Haji dan Wajib Haji
Sebelum berangkat haji, Anda sebaiknya sudah memahami perbedaan Rukun Haji dan Wajib Haji. Tujuannya tentu saja, agar ibadah haji yang Anda kerjakan sesuai dengan yang dikehendaki agama.
1. Definisi dan Konsep Dasar
- Wajib Haji: Haji wajib, atau haji ifrad, adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim yang memenuhi syarat tertentu. Haji wajib menjadi rukun Islam kelima dan diwajibkan sekali seumur hidup bagi mereka yang telah mencapai kematangan fisik dan memiliki kemampuan finansial.
- Rukun Haji: Rukun haji, atau haji tamattu, memperlihatkan sisi unik dalam pelaksanaan ibadah haji. Berbeda dengan haji wajib, rukun haji melibatkan sejarah pelaksanaan umrah pada tahun yang sama sebelumnya. Para jamaah umrah memulai perjalanan dengan melaksanakan tawaf, sai, dan tahallul sebagai bagian dari umrah.
Setelah itu, pada bulan haji yang sama, mereka dapat menambahkan niat haji untuk melengkapi ibadahnya. Proses ini menciptakan dimensi spiritual yang mendalam, dimana jamaah telah memulai perjalanan mereka dengan mengawali ibadah haji dengan umrah. Umrah sebagai langkah awal mempersiapkan hati dan jiwa untuk menyambut pelaksanaan haji yang lebih luas.
Dengan demikian, rukun haji bukan hanya sekedar perjalanan ibadah, tetapi merupakan perjalanan spiritual yang menyelubungi umat Islam dengan keberkahan dan pengampunan Allah. Memahami perbedaan ini membantu umat Islam memilih jalur haji sesuai dengan kondisi dan keinginan mereka, sambil tetap memenuhi kewajiban agama secara mendalam.
2. Niat dan Jenis Ibadah
- Wajib Haji: Dalam wajib haji, niatnya lebih spesifik, yaitu menunaikan ibadah haji. Pelaksanaan haji wajib ini melibatkan serangkaian ritus, termasuk wukuf di Arafah, melempar jumrah, dan tawaf di sekitar Ka’bah. Setiap langkah ibadah diarahkan untuk menunjukkan ketaatan dan ketaqwaan kepada Allah.
- Rukun Haji: Niat dalam rukun haji melibatkan umrah dan haji. Jamaah umrah melakukan tawaf, sai (lari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah), dan tahallul (memotong rambut) sebagai bagian dari umrah. Kemudian, pada hari-hari tertentu di bulan haji, mereka melanjutkan dengan langkah-langkah tambahan yang mirip dengan wajib haji.
3. Ihram dan Pakaian Ibadah
- Wajib Haji: Jamaah haji wajib mengenakan pakaian ihram sejak miqat (tempat yang ditentukan) dan memasuki keadaan ihram dengan niat haji. Pakaian ihram ini simbolik, sederhana, dan dikenakan untuk menunjukkan persatuan dan kesederhanaan di hadapan Allah.
- Rukun Haji: Pada rukun haji, jamaah telah memasuki keadaan ihram saat melaksanakan umrah sebelumnya pada tahun yang sama. Sehingga, mereka tidak perlu memakai kembali pakaian ihram ketika melanjutkan ke pelaksanaan haji.
4. Pelaksanaan Umrah
- Wajib Haji: Umrah tidak termasuk dalam rukun haji wajib. Meskipun umrah adalah ibadah yang sangat dianjurkan, haji wajib melibatkan langkah-langkah yang khusus untuk memastikan pelaksanaan haji yang sah dan diterima oleh Allah.
- Rukun Haji: Rukun haji melibatkan pelaksanaan umrah sebagai tahapan awal. Jamaah melakukan tawaf, sai, dan tahallul sebagai bagian dari umrah sebelum melanjutkan dengan pelaksanaan haji.
5. Waktu Pelaksanaan dan Tanggal Tertentu
- Wajib Haji: Wajib haji dapat dilaksanakan pada tanggal-tanggal tertentu selama musim haji, yaitu pada bulan Dzulhijjah. Pelaksanaannya wajib dilakukan sekali seumur hidup bagi mereka yang memenuhi syarat-syarat tertentu.
- Rukun Haji: Rukun haji dilaksanakan oleh mereka yang pernah melaksanakan umrah pada tahun yang sama dan ingin menambahkan niat haji. Pelaksanaannya dimulai setelah melaksanakan umrah dan dapat dilanjutkan pada tanggal-tanggal tertentu dalam bulan haji.
6. Jumlah Wukuf di Arafah
- Wajib Haji: Salah satu rukun haji adalah melakukan wukuf di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Wukuf di Arafah menjadi momen penting dalam haji wajib dan merupakan rukun yang harus dilaksanakan oleh setiap jamaah haji.
- Rukun Haji: Jamaah yang melaksanakan rukun haji juga melakukan wukuf di Arafah pada tanggal yang sama dengan haji wajib. Namun, jumlah waktu yang diwajibkan untuk wukuf dapat berbeda antara keduanya.
Nah, itulah 6 perbedaan Rukun Haji dan Wajib Haji yang paling mendasar. Bagi Anda yang belum paham cara daftar haji, Anda bisa membaca panduannya di situs resmi Kemenag RI atau situ-situs penyedia jasa haji.
Kesimpulan
Sangat jelas bukan, perbedaan Rukun Haji dan Wajib Haji? Melalui pemahaman yang mendalam tentang perbedaan antara rukun haji dan wajib haji, umat Islam dapat lebih baik mempersiapkan diri sebelum menunaikan ibadah haji ini nantinya.
Selain memahami perbedaan Rukun Haji dan Wajib Haji, sebagai umat muslim, perlu juga memahami makna hakiki dari menunaikan ibadah haji. Jangan jadikan ibadah haji hanya sekadar ritual ibadah. Lebih dari sekadar ritus, ibadah haji mengajarkan kita banyak hal. Salah satunya, mengajarkan kita untuk mulai memperbanyak mengingat akhirat. Dengan banyak mengingat akhirat, maka perilaku kita akan semakin membaik.
Jika Anda sedang mencari travel haji atau umroh yang memiliki reputasi bagus, kami merekomendasikan Alhijaz Indowisata. Alhijaz Indowisata adalah salah satu travel haji plus dan umroh terbaik di Indonesia saat ini dengan jadwal keberangkatan hampir setiap hari, dan telah memiliki izin haji khusus dan terdaftar di Kementerian Agama RI.